PENGANTAR AKUNTANSI 2
Dosen : Dr. Syamsu Alam, SE., M.Si., Ak.
MODUL 2
AKUNTANSIUNTUK
TRANSAKSI KAS
FAKULTAS EKONOMI - JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2013
MODUL 2
AKUNTANSI TRANSAKSI KAS
A.
PENGENDALIAN INTERNAL
Tanggung
jawab dari seorang manajer bisnis adalah untuk menjaga agar operasinya tetap terkendali. Pemilik dan manajer puncak
menentukan tujuan dari perusahaan, manajer
yang memimpin perusahaan dan pekerja yang melaksana- kan rencana yang
telah ditetapkan. Seorang manajer yang baik harus dapat menentukan kemana arah organisasi dalam beberapa tahun mendatang.
Akan tetapi, kecuali mereka dapat mengendalikan operasinya sekarang, mereka mungkin
tidak akan bertahan lama untuk membuat
rencana-rencana tersebut menjadi kenyataan. Manajer bertanggung jawab terhadap pengawasan dari bisnis
mereka.
Pengendalian internal adalah suatu rencana organisasional dan semua tindakan yang dilakukan perusahaan untuk:
1.
Mengamankan
aktiva
2.
Mendorong
diikutinya kebijakan perusahaan
3.
Mendorong
efisiensi operasional
4.
Menjamin
ketepatan dan dapat dipercayainya catatan-catatan akuntansi
Pengendalian internal merupakan prioritas dari manajemen,
dan bukan hanya merupakan bagian dari sistem akuntansi saja. Dengan demikian
tanggung jawab dari pengendalian internal
tidak hanya berada pada akuntan tetapi jugapada manajer. Sistem pengendalian internal dari suatu
perusahaan akan sama efektifnya dengan kualitas sumber daya manusia dalam
organisasi. Misalkan manajer
puncak yang mengharapkan para pekerjanya untuk berlaku etis, manajer tersebut harus menunjukkan tingkah laku yang etis pula.
Laporan Pertanggungjawaban
Manajemen
Manajemen PT Putraindo, meliputi para eksekutif perusahaan,
manajer-manajer ini bertanggungjawab atas kewajaran dan ketepatan dari laporan
keuangan kami............... Laporan tersebut dibuat sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum.
Manajemen telah membuat suatu sistem pengendalian intern yang
memberikan jaminan bahwa, dalam segala hal yang material, aktiva-aktiva
diperlihara dan diperhitungkan sesuai dengan kewenangan manajemen, dan
transaksi-transaksi dicatat secara tepat/akurat di dalam buku-buku kami.
Pengendalian internal kami memberikan pembagian tugas dan kewajiban/
pertanggungjawaban yang tepat, dan tersedianya kebijakan-kebijakan yang
didokumentasikan mengenai penggunaan aktiva-aktiva perusahaan dan pelaporan keuangan
yang tepat. Yaitu adalah ......kebijakan-kebijakan
ini menurut suatu pelaksanaan yang etis dari semua karyawan. Kami
melakukan pula suatu program pengauditan/pemeriksaan yang ketat yang secara
independen mengevaluasi kecukupan dan keefektifan dari pengendalian internal.
Para auditor yang independen, auditor intern, dan controller memiliki kebebasan
penuh untuk menemui/bertemu dengan Komite Audit perusahaan setiap saat.
.........., Sebuah kantor akuntan publik yang independen,
digunakan untuk melakukaan pengauditan terhadap laporan keuangan gabungan.
Ketua Dewan Direksi & CEO (Chief Executive Officer)
Wakil Ketua Dewan Direksi .
CFAO (Chief Financial and Administration Officer)
Pengendalian internal akan menjadi efektif bila semua
pegawai dalam setiap tingkat
organisasi menerapkan sasaran dan tujuan organisasi. Manajemen puncak sebaiknya mengkomunikasikan sasaran perusahaan kepada
para pekerjanya. Mantan presiden dari Chrysler Corporation,
Lee Iacoca, menerap- kan tujuan manajemen
kepada para pekerja Chrysler dengan cara keluar dari kamar kerjanya dan menghabiskan sebagian besar dari waktunya dengan
buruh pabriknya (perusahaan Jepang merupakan
pelopor dari manajemen partisipatif ini). Hasilnya, tingkat kerusakan turun secara drastis dan produk yang
dihasilkan Chrysler menjadi lebih
kompetitif. Penjualan mobil dan truk yang dilakukan meningkat 14 persen per tahun. Sekarang mari kita membahas secara lebih rinci
bagaimana perusahaan untuk
mencapai sasaran dari sistem pengendalian internal yang efektif.
B.
SISTEM
PENGENDALIAN INTERNAL YANG EFEKTIF
Baik perusahaan besar seperti PTBogasari maupun
departemen store, mempunyai sistem pengendalian internal yang efektif jika
memiliki karakteristik berikut.
Personalia yang Kompeten, dapat Dipercaya, Beretika
Para pegawai harus mampu dan dapat dipercaya. Untuk
mendapatkan pegawai yang kompeten, perusahaan dapat memberikan gaji yang
tinggi, mem- berikan pelatihan
agar mereka dapat mengerjakan pekerjaannya dengan baik, dan mengawasi pekerjaan mereka. Perusahaan dapat pula
menambah fleksibilitas dalam penempatan karyawannya dengan cara melakukan
rotasi dalam berbagai tugas. Jika seorang pegawai cuti atau sakit, pegawai yang
lain dapat langsung menggantikan tugasnya.
Melakukan rotasi pegawai dalam berbagai tugas juga dapat
meningkatkan kepercayaan. Seorang pegawai akan
sangat jarang mengalihkan tugasnya kepada orang lain jika ia menyadari bahwa
mungkin saja kelalaian yang dilakukannya dapat diketahui oleh pegawai lain yang menggantikannya.
Dengan alasan itu pula, perusahaan menghendaki
pegawai mengambil cuti tahunan, dengan harapan pegawai yang menggantikan posisi tersebut dapat
menyingkapkan kesalahan-kesalahan
yang terjadi.
Tugas Pertanggungjawaban
Dalam suatu perusahaan yang mempunyai sistem pengendalian
internal yang efektif, tidak ada satupun tugas
yang terlewatkan. Tiap pegawai mem- punyai tanggung jawab tertentu. Perhatikan bahwa perusahaan tersebut mem- punyai seorang Wakil Presdir bidang
Keuangan dan Akuntansi. Dua orang pegawai, yaitu treasurer dan controllermelapor kepada Wakil Presiden tersebut. Treasurer bertanggung jawab atas manajemen
kas. Controller melakukan tugas-tugas akuntansi.
Controller dapat bertanggung jawab atas persetujuan bagi faktur-faktur pembayaran, dan treasurer
yang menandatangani cek tersebut. Di bawah Controller,
ada seorang akuntan yang mengerjakan pajak pertambahan nilai dan ada akuntan lain yang mengerjakan
pajak penghasilan. Secara keseluruhan, semua tugas
telah didefinisikan dengan jelas dan ditugaskan kepada masing-masing indjvidu yang bertanggung jawab
untuk mengerjakan tugas-tugas
tersebut.
Pemberian Kuasa yang Tepat
Suatu organisasi biasanya mempunyai aturan tertulis yang
memuat pro- sedur pengesahan.
Setiap penyimpangan dari kebijakan standar membu- tuhkan pemberian kuasa yang tepat. Misalnya manajer atau asisten
manajer toko eceran harus memberikan persetujuan
untuk cek pelanggan yang melebihi jumlah tertentu yang telah ditetapkan.
Pembagian Tugas
Manajemen yang cerdas akan membagi pertanggungjawaban atas
trans- aksi pada satu atau
beberapa orang atau departemen. Pembagian tugas akan membatasi kemungkinan terjadinya kesalahan dan juga memberikan ketepat- an catatan akuntansi.
Komponen penting dari sistem pengendalian internal ini dapat dibagi menjadi empat bagian.
1.
Pemisahan
antara tugas operasional dengan akuntansi. Keseluruhanfungsi
akuntansi harus benar-benar dipisahkan dari tugas operasional sehingga dapat
memberikan catatan-catatan yang objektif. Misalnya pengawas produk,bukan operator mesin, harus menghitung unit-unit barang
yang diproduksi olehsuatu proses manufaktur. Akuntan, bukan petugas penjual- an, harus menyimpancatatan-catatan persediaan.
2. Pemisahan antara penanggung jawab aktiva dengan akuntansi.
Untukmengu- rangi godaan dan kesalahan, akuntan tidak boleh menangani
uang kas,dan kasir tidak boleh memeriksa
catatan akuntansi. Jika seorang pegawaimenangani masalah kas dan tugas akuntansi, maka orang ini
dapat mencuri uangkas dan menyembunyikan pencurian
tersebut dengan membuat ayat jurnal palsudalam bukunya. Treasurer bertanggung
jawabatas kas dan controller yang
menghitung uang kas. Tidak ada satu orangpun yangmempunyai tanggung jawab secara keseluruhan terhadap kedua
hal itu.
Para pegawai gudang yang menangani persediaan tidak boleh
mena- ngani tugas
akuntansi. Jika mereka diperbolehkan menghitung persediaan, maka mereka dapat mencurinya dan mencatatnya sebagai barang yang rusak
atau usang. Di dalam system akuntansi yang terkomputerisasi, seorang yang
bertanggungjawabatas aktiva tidak boleh membuat
program komputer. Begitu pula, seorang programmer tidak boleh memiliki akses
ke aktiva perusahaan, seperti kas.
3. Pemisahan
antara pemberian kuasa atas transaksi dengan penanggungjawab aktiva yang bersangkutan. Jika mungkin, orang yang memberi kuasa
atastransaksi tidak boleh menangani aktiva yang berkaitan. Misalnya, pegawai yangsama tidak boleh memberikan kuasa atas pembayaran
faktur pemasok dan jugamenandatangani
cek untuk melunasi tagihan tersebut. Jika ia diberi kedua tugastersebut, maka ia akan memberikan kuasa pembayaran
bagi dirinya sendiri dankemudian
menandatangani cek untuk melunasi tagihan tersebut. Denganmemisahkan tugas tersebut, maka hanya tagihan yang
sah yang dapat dibayar.
Contoh lain, seseorang yang menangani penerimaan kas
tidak boleh mempunyai wewenang untuk menghapuskan piutang
(Perusahaan yang me- lakukan
penjualan dengan kredit dapat menyatakan
bahwa piutang tertentu tidak dapat ditagih
lagi).
Di antara piutang perusahaan yang ada di dalam buku besar
pembantu ada nilai sisa akhir bagi Nina
Sutopo sebesar Rp 500.000. Suratman dapat menyatakan bahwa piutang Nina Sutopo tidak dapat ditagih,
dan perusaha- an mungkin
harus menghentikan penagihan kepadanya. Jika Nina Sutopo mengirimkan sebuah cek sebesar Rp 500.000 untuk menutup
sisa hutangnya, maka Suratman akan
segera menandatangani dan menyimpan uang tersebut bagi dirinya sendiri. Nina Sutopo tentu saja tidak mengenali pegawai di
perusahaan tersebut yang menerima cek, sehingga
kejahatan Suratman tetap tidak diketahui. Pencurian ini dapat dicegah dengan
membatasi Suratman untuk tidak menangani penerimaan kas atau tidak memberikan kuasa untuk menetapkan suatu
piutang menjadi tidak tertagih.
4. Pemisahan tugas kewajiban di dalam fungsi
akuntansi. Pelaksanaan tiaptahap- an akuntansi secara independen akan memperkecil kesalahan
dankesempatan untuk melakukan kejahatan. Misalnya
akuntan yang berbeda akanbertanggung
jawab atas pencatatan penerimaan kas dan pengeluaran kas. Pegawaiyang memproses hutang dan permintaan cek tidak boleh
melakukan prosespemberian persetujuan.
Audit Internal dan Eksternal
Akan sangat tidak ekonomis bagi para auditor untuk
memeriksa seluruh transaksi dalam suatu
periode, sehingga mereka harus bergantung pada sistem akuntansi untuk menghasilkan catatan yang akurat. Untuk menguji
tingkat kepercayaan dari sistem akuntansi perusahaan, para auditor akan
mengevaluasi sistem pengendalian internalnya.
Para auditor akan menemukan kelemahan dalam sistem tersebut dan menyarankan perbaikan. Para auditor akan memberikan
objektivitas di dalam laporannya,
sedangkan para manajer yang berkecimpung dalam operasi perusahaan mungkin tidak akan melihat kelemahan ini.
Audit dapat dilakukan secara internal atau eksternal. Dalam beberapa organisasi, auditor intern langsung
melapor kepada Wakil Direktur. Sepanjang
tahun mereka akan mengaudit beberapa segmen dari organisasi. Para auditor ekstern sepenuhnya berada
di luar perusahaan. Mereka bekerja pada Kantor
Akuntan Publik dan akan disewa oleh perusahaan sebagai orang luar yang mengaudit perusahaan secara
keseluruhan. Kedua kelompok auditor tersebut saling
berdiri sendiri dari operasi perusahaan yang diperiksanya, dan tinjauan mereka terhadap pengendalian
internal seringkali sama.
Seorang auditor dapat menemukan bahwa seorang pegawai
yang menangani kas juga menangani tugas
akuntansi. Auditor juga dapat mengetahui bahwa kekurangan kas terjadi karena
kurangnya usaha dalam menagih piutang. Rekomendasi auditor akan sangat membantu
perusahaan menjalankan usaha- nya dengan
lancar dan ekonomis.
Dokumen dan Catatan
Dokumen dan catatan sangat beragam, mulai dari dokumen sumber seperti faktur
penjualan dan order pembelian hingga jumal khusus dan buku besar pembantu. Dokumen tersebut harus diberi nomor. Hilangnya
urutan pada nomor tersebut akan menunjukkan adanya
dokumen yang hilang.
Pemberian nomor pada bukti penerimaan kas dari penjualan
akan mengurangi pencurian oleh kasir,
karena salinan yang disimpan oleh kasi, yang berisi jumlah penjualan,
dapatdicocokkan denganjumlah yang benar-benar sudah diterima. Jika penerimaan tersebut tidak diberi nomor
terlebih dahulu, maka kasir dapat
menghancurkan salinan tersebut dan mengambil uang penjualan kas itu. Dalam sistem yang terkomputerisasi, catatan penjualan
permanen akan disimpan secara
elektronik pada saat transaksi selesai dilakukan.
Elektronik dan Pengendalian Lainnya
Perusahaan menggunakan alat-alat elektronik untuk memenuhi
kebutuhan mereka dalam melakukan pengawasan
terhadap aktiva dan operasinya. Misalkan, perusahaan pengecer seperti Matahari mengawasi persediaan
mereka dengan cara menempatkan sensor elektronik pada
barang yang dijual. Pada saat barang tersebut
terjual, kasir akan melepaskan sensor tersebut. Jika seseorang berusaha untuk
membawa barang tersebut ke luar toko dengan tidak melepas sensor tersebut, maka alarm akan berbunyi. Menurut perusahaan yang
memproduksi sensor elektronik, alat
ini mengurangi kerugian yang terjadi akibat pencurian sampai sebesar 50 persen.
Sistem akuntansi semakin tidak tergantung pada dokumen dan
makin bergantung pada peralatan
penyimpanan digital. Komputer akan menghasilkan pencatatan yang akurat dan meningkatkan efisiensi operasi,
tetapi hal tersebut belum menjamin penjagaan yang
efektif atas aktiva atau juga mendorong pekerjauntuk bertingkah laku sesuai dengan kebijakan perusahaan.
Apa yang dilakukan komputer hanyalah memindahkan
pengendalian internal kepada orang-orang yang membuat program. Para pembuat program tersebut yang akan
menjalankan rencana dari manajer dan akuntan.
Semua pengendalian yang diterapkan oleh akuntan juga akan diterapkan pada
pemrogram komputer tersebut.
Perusahaan akan menyimpan uang dan dokumen penting
lainnya seperti akte kepemilikan dalam suatu lemari yang tahan api. Mereka
mempergunakan alarm untuk melindungi bangunan
dan aktiva lain yang mereka miliki.
Pengecer biasanya menerima uang secara tunai dari
pelanggan. Untuk menjaga uang kas yang mereka
terima, mereka mempergunakan point of sale terminal, yang
berfungsi sebagai register kas dan alat untuk mencatat setiap transaksi yang dimasukkan ke dalam terminal tersebut. Beberapa kali
sehari supervisor akan mengambil uang tunai
tersebut dan akan menyetorkannya ke bank.
Pekerja yang terkait dengan urusan kas ini berada pada
posisi yang penuh godaan. Banyak perusahaan membelifidelitybonds terhadap kasir. Jenis obligasi ini merupakan suatu jenis asuransi yang akan mengganti
kerugian perusahaan yang diakibatkan pencurian yang
dilakukan oleh pegawai. Sebelum mengeluarkan fidelity bond, perusahaan asuransi akan menyelidiki latar belakang para
pekerja untuk menjamin bahwa mereka memiliki perilaku yang etis.
Setiap departemen yang berada di dalam suatu perusahaan
dapat mengambil langkah-langkah sendiri
untuk mengawasi aktiva dan pencatat- an akuntansi
mereka. Misalkan perusahaan pengecer yang besar seperti Mata- hari. Bila sistem yang dimiliki Matahari dirancang secara baik, maka setiap
departemen dapat menjamin bahwa setiap transaksi telah diproses dengan benar. Setiap
departemen harus mempunyai catatan pengendalian atas total rupiah.
Misalkan, bagian penjualan sepatu akan menyerahkan total penjualan sepatu secara
kredit untuk diproses dengan komputer. Bagian penjualan sepatu tersebut
mengharapkan agar hasil cetak komputer akan menunjukkan total penjualan yang sama
dengan total catatan pengendalian yang telah dihitung sebelum dokumen-dokumen
tersebut diberikan kepada operator komputer. Jumlah ini merupakan angka
pengendalian.
Departemen piutang bergantung kepada operator komputer
untuk memindahbukukan secara benar
transaksi yang terjadi ke dalam masing-masing akun pelanggan. Pemindahbukuan yang baik dapat dibuat
dengan mem- beri nomor akun,
sehingga angka terakhir merupakan fungsi matematis dari angka-angka sebelumnya (misalkan 1359, dimana 1+3 + 5 = 9).
Kesalahan dalam memasukkan nomor akun pelanggan
akan menyebabkan timbulnya "pesan salah" kepada penginput data, dan komputer tidak akan menerima
nomor tersebut. Banyak perusahaan sekarang
mempekerjakan auditor EDP (Electronic Data Processing) untuk
menjamin keterkaitan pangkalan data komputer perusahaan.
C.
BATASAN
PENGENDALIAN INTERNAL
Kebanyakan ukuran pengendalian internal dapat diatasi.
Sistem pengen- dalian internal yang
telah dirancang untuk menemukan kesalahan yang telah dibuat oleh pegawai dapat dikacaukan oleh dua orang atau lebih pegawai
yang berkolusi untuk menipu perusahaan.
Perhatikanlah sebuah bioskop. Penjual tiket menerima uang kas dan pemeriksa tiket menyobek tiket sehingga tiket
tersebut tidak dapat dipergunakan lagi dan menyimpan sebagian tiket yang telah
disobeknya. Tetapi jika mereka bekerjasama dimana penjual tiket meng- ambil uang kas dari sepuluh orang pembeli dan pemeriksa tiket membolehkan pembeli
masuk ke bioskop tanpa tiket. Siapa
yang akan dapat menangkap mereka? Manajer dapat melakukan pengendalian tambahan
dengan meng- hitung banyaknya orang di dalam bioskop dan mencocokkan jumlah tersebut dengan jumlah tumpukan
tiket yang ada. Tetapi hal itu akan
sangat menyita waktu. Jadi terlihat, semakin ketat suatu sistem pengendalian internal, makin mahal pula biayanya.
Suatu sistem pengendalian internal yang sangat kompleks
dapat menyulitkan. Efisiensi dan
pengendalian tersebut tidak membantu dan malah akan menyusahkan. Makin rumit sistem tersebut, makin
banyak menyita waktu dan uang. Seberapa ketatkah seharusnya suatu sistem
pengendalian internal itu? Para manajer
harus membuat penilaian yang cukup matang. Investasi dalam pengendalian
internal harus dinilai dari sisi biaya dan manfaat.
D.
REKENING
BANK SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN
Menyimpan kas di dalam rekening bank merupakan
salah satu pengendali- an internal
karena bank telah berpengalaman dalam mengamankan kas. Bank juga memberikan catatan terperinci mengenai transaksi kas
kepada nasabah. Agardapat menarik manfaat yang
sebesar-besarnya dari alat pengendalian ini, perusahaan harus menyimpan semua penerimaan kas di dalam
rekening bank dan melakukan semua pembayaran
melalui rekening itu (kecuali penge- luaran kas kecil, yang akan kita bahas kemudian). Kita sekarang akan mem- bahas catatan dan dokumen perbankan.
Bagi sebagian besar perusahaan, kas adalah aktiva yang
sangat penting. Kas adalah alat tukar yang paling umum, dan sebagian besar dari
transaksi pasti akan mempengaruhi kas. Tetapi kas
merupakan aktiva yang paling mena- rik untuk dicuri.
Konsekuensinya, pengendalian internal untuk kas lebih penting dibandingkan dengan aktiva lainnya. Kita tidak hanya mengartikan kas sebagai uang
kertas dan uang logam saja, tetapi juga
cek, "money order", dan uang yang disimpan di dalam rekening bank. Perangko tidak termasuk kas, tetapi termasuk
perlengkapan, surat hutang IOU juga
tidak merupakan kas, tetapi merupakan Hutang.
Dokumen yang digunakan untuk mengendalikan suatu rekening
bank adalah "signature card" (kartu tanda tangan), "deposit ticket" (formulir setoran),
cek, rekening koran, dan rekonsiliasi bank.
KARTU TANDA
TANGAN Bank mengharuskan nasabah yang
berhak me- lakukan
transaksi melalui rekening bank untuk menandatangani kartu tanda tangan. Bank
akan membandingkan tanda tangan pada dokumen dengan tanda tangan pada kartu tanda tangan untuk mencegah bank dan
nasabah dari pemalsuan.
FORMULIR
SETORAN Bank menyediakan formulir standar
sebagai formulir setoran. Nasabah mengisi jumlah rupiah dan tanggal setoran. Nasabah
akan menerima (1) sebuah salinan
duplikasi dari formulir setoran itu atau (2) sebuah tanda terima penyetoran, tergantung dari praktik bank
masing-masing, sebagai tanda bukti
transaksi.
CEK Untuk menarik uang kas dari suatu rekening bank, nasabah
harus menulis sebuah cek, yaitu suatu
dokumen yang memerintahkan bank untuk membayar orang atau perusahaan yang ditunjuk sejumlah uang kas. Ada
tiga pihak yang terlibat pada sebuah cek yaitu:
pembuat cek, yang menandatangani cek; penerima uang, kepada siapa cek itu dibuat; dan bank yang
mengeluarkan cek tersebut.
Sebagian besar cek sudah diberi nomor dan sudah dicetak
nama dan alamat dari si pembuat dan bank. Cek
memuat tanggal, nama penerima uang, tanda tangan pembuat, dan jumlahnya. Nama
bank dan nomor pengenal bank dan nomor
rekening nasabah biasanya sudah dicetak dengan tinta magnetis agar dapat diproses dengan mesin.
Cek tersebut mempunyai dua bagian yaitu, cek itu sendiri
dan keterangan bagi penerima uang (remittance advice).
Remittance advice ini bersifat opsional, yang
menyatakan kepada penerima alasan dari
pembayaran tersebut. Pembuat cek akan membuat salinan cek tersebut untuk
pencatatan di dalam register cek (jurnal pengeluaran kas). Perhatikanlah bahwa pada cek tersebut ada dua tanda tangan
sebagai pengendalian internal.
REKENING
KORAN Sebagian besar bank mengirimkan rekening
korankepada nasabahnya. Rekening koran
tersebut memperlihatkan nilai sisa awal dan akhir dari rekening koran pada periode tersebut, dan
memuat daftar transaksi yang terjadi. Yang juga termasuk
dalam rekening koran adalah cek yang dibatalkan oleh pembuatnya, yaitu cek
yang telah dibayarkan oleh bank atas nama depositor. Rekening koran juga memuat jenis setoran lainnya
dan perubahan yang terjadi pada rekening tersebut. Setoran ditampilkan secara
kronologis dan cek dalam susunan logis, bersamaan dengan tanggal cek itu dicairkan
oleh bank.
Gambar 1.
Rekening Koran
|
PT Nusantara Niaga
Jl. Nusantara 10
Jakarta 12015
|
Cheeking Account 136-213733
(Rekening Koran)
|
||||||||||||||
|
Saldo Awal
|
Total
Setoran
|
Total
Penarikan
|
Beban
Pelayanan
|
Saldo
Akhir
|
|||||||||||
|
6.556.120
|
4.352.640
|
4.963.000
|
14.250
|
5.931.510
|
|||||||||||
|
Transaksi-transaksi
Rekening Koran
|
|||||||||||||||
|
Setoran-setoran:
|
Tgl
|
Jumlah
|
|||||||||||||
|
Setoran
Setoran
Setoran
EFT -
Penagihan Sewa
Penagihan
Bank
Bunga
Beban-beban:
Beban
Pelayanan
Cek-cek:
|
01-04
01-04
01-08
01-09
01-26
01-31
01-31
|
1.000.000
112.000
194.600
904.030
2.114.000
28.000
14.250
|
|||||||||||||
|
CEK
|
SISA
|
||||||||||||||
|
Nomor
|
Tgl
|
Jumlah
|
Tgl
|
Sisa
|
Tgl
|
Sisa
|
|||||||||
|
332
656
333
334
335
336
|
01-12
01-06 01-12
01-10 01-06 01-31
|
3.000.000
100.000
150.000
100.000
100.000
1.100.000
|
12-31
01-04
01-06
01-08
01-12
|
6.556.120
7.616.120
7.416.120 7.610.720 4.360.720
|
01-17
01-20 01-26 01-31
|
5.264.750
4.903.750
7.017.750 5.931.510
|
|||||||||
|
Beban
Lain-lain
|
Tgl
|
Jumlah
|
|||||||||||||
|
NSF
EFTAsuransi
|
01-04
01-20
|
52.000
361.000
|
|||||||||||||
|
IKHTISAR
BULANAN
|
|||||||||||||||
|
Pengambilan
Pribadi 8
|
Saldo
Minimum Rp 4.360.000
|
Saldo Rata-rata
Rp 6.091.000
|
|||||||||||||
Gambar 1 adalah sebuah rekening koran. Dalam sebagian
besar bank, nasa- bah akan
menerima rekening koran pada minggu pertama, sebagian lagi pada minggu kedua bulan tersebut, dan seterusnya. Pemisahan ini akan
mengurangi beban klerikal dari penyediaan rekening
koran pada saat yang bersamaan. Sebagian besar perusahaan akan menerima rekening koran mereka
setiap bulan.
ELECTRONIC
FUND TRANSFER Merupakan suatu sistem yang
bergantung pada nadi elektronik - bukan
dokumen kertas - untuk melakukan transfer kas. Semakin banyak perusahaan yang saat ini bergantung kepada
EFT untuk transaksi kas yang sifatnya repetitif. Lebih murah bagi perusahaan
untuk membayar pekerja dengan
mempergunakan EFT (deposito langsung) di- bandingkan dengan apabila
perusahaan harus mengeluarkan beratus-ratus cek bagi pegawainya. Banyak orang melakukan pembayaran cicilan rumah, asuransi, sewa
rumah, dengan mempergunakan EFT, dan tidak
pernah menulis cek untuk pembayaran jenis-jenis tersebut. Rekening koran akan memperlihatkan penerimaan
kas secara EFT dan pengeluaran kas dengan
mempergunakan EFT, di samping transaksi cek dan beban pelayanan bank lainnya. Rekening koran bisa jadi
merupakan satu-satunya bukti bagi nasabah
mengenai transaksi tersebut.
REKONSILIASI
BANK Ada dua macam catatan tentang uang
kas perusaha- an. Akun kas pada
buku besar perusahaan itu sendiri dan laporan reke- ning koran bank, yang menyatakan tentang
jumlah rupiah yang sesung- guhnya
milik perusahaan itu pada bank. Nilai sisa
pada akun Kas perusahaan jarang sekali sesuai dengan nilai sisa yang tampak
dalam rekening koran bank.
Buku dan rekening koran akan menunjukkan nilai yang
berbeda, tetapi keduanya sama-sama benar.
Perbedaan terjadi karena adanya perbedaan waktu pencatatan dari transaksi tertentu. Jika sebuah perusahaan
menuliskan cek, maka ia akan langsung mengkredit akun Kas. Walaupun demikian,
bank tidak akan mengurangkan nilai cek tersebut
dari rekening koran perusahaan hingga cek tersebut sampai kepada bank untuk suatu pembayaran. Hal ini dapat
memakan waktu beberapa hari, bahkan beberapa
minggu jika si penerima uang menunda menguangkan
cek tersebut. Begitu pula perusahaan akan mendebit Kas dan akan memakan waktu
satu hari atau lebih bagi bank untuk menambahkan nilai itu ke dalam nilai sisa rekening perusahaan di bank.
Pengendalian internal yang baik berarti dapat mengetahui
darimana uang perusahaan berasal, bagaimana uang
tersebut dikeluarkan dan berapa nilai sisa kas yang terakhir. Bagaimana cara agar akuntan dapat
memiliki catatan yang tepat
sehingga dapat memberikan informasi yang dibutuhkan manajemen dalam mengambil
keputusan yang baik? Akuntan harus melaporkan jumlah kas yang tepat di dalam neraca. Untuk dapat menjamin ketepatan
tersebut, akuntan akan menjelaskan sebab-sebab perbedaan antara catatan
perusahaan dengan rekening koran pada
suatu tanggal tertentu. Proses ini disebut sebagai rekonsiliasi bank. Setelah dilakukan dengan benar, rekonsiliasi bank tersebut
akan dapat menjamin bahwa semua transaksi kas telah diperhitungkan dan catatan
di bank dan di buku sudah benar.
Hal-hal yang biasanya menyebabkan perbedaan antara nilai
sisa di bank dengan nilai sisa buku adalah:
1.
Hal-hal yang
sudah dicatat oleh perusahaan tetapi belum dicatat oleh bank:
a. Setoran dalam perjalanan (outstanding
deposit). Perusahaan telahmencatat setoran ini tetapi bank belum
mencatatnya.
b. Cek dalam
peredaran. Cek ini sudah dikeluarkan oleh perusahaan dan dicatat dalam buku
perusahaan tetapi belum dibayarkan oleh bank.
2. Hal-hal
yang telah dicatat oleh bank tetapi belum dicatat oleh perusahaan:
a. Inkaso.
Bank kadang-kadang menerima uang
untuk kepentingan nasabah.Banyak per- usahaan yang mempunyai pelanggan yang langsung membayarke rekening perusahaan di bank. Praktik ini disebut juga
"lock-box system" akan mengurangi kemungkinan pencurian dan juga
membuatperputaran kas perusahaan
menjadi lebih cepat dibandingkan dengan jikakas itu harus ditagih dahulu baru disetorkan oleh
pegawai perusahaan. Satu contoh adalah penagihan uang kas oleh bank atas wesel
tagih danpendapatan bunganya untuk
nasabah. Bank akan memberitahukan kepadanasabah mengenai penagihan yang dilakukannya ini di dalam
rekeningkoran.
b. Elektronic
Fund Transfer. Bank dapat saja
menerima atau membayar kasatas nama
nasabah. Rekening koran akan memperlihatkan transaksi EFTini yang nantinya dapat dipergunakan oleh nasabah
untuk mencatattransaksi tersebut.
c. Beban
pelayanan. Jumlah ini adalah
biaya bagi bank untuk mengolahtransaksi
nasabah. Bank biasanya mendasarkan besarnya beban pelayananini pada nilai sisa dalam rekening koran. Nasabah
akan mengetahuibesarnya beban
pelayanan ini dari rekening koran.
d. Pendapatan
bunga atas rekening checking. Banyak
bank membayar bungakepada nasabah yang memiliki nilai sisa yang cukup
banyak di dalamrekeningnya. Hal ini umumnya
terjadi untuk rekening checking perusahaan.Bank akan memberitahukan nasabah mengenai bunga ini di dalam rekeningkoran.
e. Cek
kosong yang diterima dari pelanggan. Untuk dapat memahamipenanganan
cek kosong ini, anda harus mengerti terlebih dahulu mengenaiperjalanan panjang yang dilalui oleh sebuah cek.
Pembuat cek menuliskansebuah cek, mengkredit kas untuk mencatat pengeluaran
tersebut di dalambukunya, dan
memberikan cek itu kepada penerima uang. Dalammenerima cek tersebut, si penerima mendebit kas di dalam bukunya danmenyetorkan cek itu ke bank. Bank si penerima uang
akan langsungmenambahkan jumlah penerimaan tersebut ke dalam nilai sisa
bank sipenerima dengan asumsi bahwa cek
tersebut masih berlaku. Cek itukemudian
dikembalikan ke bank pembuat cek, yang kemudian akanmengurangi jumlah pada cek itu dari nilai sisa
bank si pembuat. Jika nilaisisa bank
si pembuat tidak mencukupi untuk membayar cek tersebut, makabank si pembuat akan menolak membayarkan cek itu,
membalik kembalicatatan
pengurangnya, dan mengirimkan suatu catatan tentang cek kosongkepada bank si penerima uang. Bank si penerima
akan mengurangkankembali jumlah penerimaan dari nilai sisa bank milik si
penerima danmemberitahukan si penerima mengenai tindakannya ini. Proses ini memakan waktu tiga hingga tujuh hari. Perusahaan
akan mengetahui tentang cek kosong
ini melalui rekening koran, yang akan menuliskan cek kosong ini sebagai suatu beban, seperti tampak
pada bagian bawah dari Gambar 1
(ditandai dengan NSF /Not Sufficient Fund).
f. Cek
yang ditagih, disetorkan, dan dikembalikan kepada di penerima olehbank karena sebab-sebab lain selain cek kosong. Bank akan mengembalikancek kepada si penerima jika (1) rekening nasabah
pembuat cek sudahditutup (2) tanggal
yang sudah kadaluarsa (3) tanda tangan tidak sah (4)cek sudah diganti (5) formulir cek itu sudah tidak
memenuhi syarat.Akuntansi untuk semua
cek yang dikembalikan ini sama dengan cek kosong.
g. Biaya pencetakan
cek. Biaya ini akan dibebankan dalam rekening koran perusahaan dan sifatnya seperti beban pelayanan
bank yang lain.
3. Kesalahan baik
yang dilakukan oleh perusahaan maupun bank. Misalnya bank secara tidak sengaja mengurangi atau membebankan pada
nilai sisa rekening perusahaan AA, atas sebuah cek
yang dibuat oleh perusahaan lain, misalnya perusahaan AAA. Kesalahan penghitungan ini sangat jarang
terjadi dengan makin meluasnya penggunaan
komputer. Walaupun demikian semua kesalahan haruslah diperbaiki, dan perbaikan
ini merupakan bagian dari rekonsiliasi bank.
Langkah-langkah dalam Membuat Rekonsiliasi Bank
Langkah-langkah dalam membuat Rekonsiliasi Bank adalah:
1.
Dimulai
dengan dua nilai, nilai sisa yang ada di dalam rekening koran (nilaisisa menurut bank) dan nilai sisa di dalam akun
perusahaan (nilai sisa menurut buku) seperti tampak pada Gambar 2, Panel B.
Kedua nilai ini akan berbedakarena
adanya perbedaan waktu seperti telah kita bahas sebelumnya.
Gambar 2. Rekonsiliasi
bank
PANEL A - Item-item Rekonsiliasi
|
PANEL B - Rekonsiliasi Bank
|
2.
Tambahkan
pada, atau kurangkan dari nilai sisa bank hal-hal yang munculpada buku tetapi belum tampak pada rekening koran:
a. Tambahkan
setoran dalam perjalanan pada nilai sisa bank. Setoran dalamperjalanan ini dapat diketahui dengan
membandingkan setoran yangtercatat pada rekening koran dengan daftar
yang ada pada penerimaankas perusahaan. Hal
ini akan terlihat seperti penerimaan kas pada bukutetapi tidak sebagai setoran pada rekening koran.
Sebagai alatpengendalian, harus
diyakinkan pula bahwa seluruh setoran dalamperjalanan di bulan yang lalu juga sudah dimasukkan dalam rekening koran
bulan berjalan. Jika belum dimasukkan, maka setoran tersebut akan hilang.
b. Kurangkan
cek dalam peredaran dari nilai sisa bank. Cek dalam peredaranini dapat diketahui dengan membandingkan cek yang
dibatalkan dandikembalikan lagi
bersama dengan rekening koran kepada perusahaandengan daftar cek menurut perusahaan di dalam jurnal pengeluaran kas.Hal ini akan terlihat sebagai pem- bayaran di dalam buku tetapi bukansebagai cek yang telah dibayarkan oleh bank di dalam
rekening koran.Perbandingan ini juga membuktikan
bahwa semua cek yang dibayarkanoleh bank
adalah cek perusahaan yang sah dan telah dicatat dengan benaroleh bank dan oleh perusahaan. Cek dalam peredaran
biasanya merupakanhal yang paling banyak terjadi di
dalam rekonsiliasi bank.
3. Tambahkan
pada atau kurangkan dari nilai sisa buku hal-hal yang tampakpada rekening koran tetapi belum muncul pada buku
perusahaan:
a. Tambahkan pada nilai sisa buku (a) penagihan oleh
bank dan (b) setiappen- dapatan bunga yang diterima dari uang yang ada di bank.
Hal inidapat di- ketahui dengan membandingkan daftar setoran yang ada di
dalamrekening koran dengan daftar
penerimaan kas perusahaan. Hal ini akantampak sebagai pene- rimaan kas di dalam rekening koran
tetapi belumtampak pada buku.
b. Kurangkan
dari nilai sisa buku (a) beban pelayanan (b) beban pencetakan cek dan (c) beban
bank lainnya (misalnya, beban atas cek kosong dan cekyang kadalu- warsa). Hal
ini dapat diketahui dengan membandingkan bebanlain-lain yang tercatat dalam rekening koran dengan
catatan pengeluarankas di dalam buku perusahaan. Hal ini akan tampak sebagai
pengurangandalam rekening koran tetapi bukan
sebagai pembayaran kas pada buku.
4. Menghitung nilai sisa bank yang telah disesuaikan dan nilai sisa
buku yang disesuaikan. Kedua nilai sisa yang telah disesuaikan ini harus sama
besar.
5. Membuat jurnal dari setiap hal di
nomor 3, yaitu setiap hal yang tampak padabagian buku dari rekonsiliasi bank tersebut. Hal-hal ini
harus dicatat dalambuku perusahaan karena akan mempengaruhi
kas.
6. Memperbaiki semua kesalahan pada buku dan
memberitahukan bank mengenaisetiap kesalahan
yang telah dibuatnya.
Mencatat Ayat-ayat Jurnal dari Rekonsiliasi
Rekonsiliasi bank tidak langsung mempengaruhi jurnal atau
buku besar. Seperti halnya neraca lajur, rekonsiliasi
bank adalah peralatan bagi akuntan, terpisah dari buku perusahaan.
Rekonsiliasi bank berperan sebagai alat pengendalian
dengan memberikan tanda bagi perusahaan untuk mencatat transaksi rekonsiliasi
untuk di bagian buku, karena
perusahaan belum mencatat transaksi tersebut. Misalnya, bank telah menagih wesel tagih untuk kepentingan perusahaan, tetapi
perusahaan belum mencatatnya sebagai penerimaan
kas. Pada kenyataannya, perusa- haan mengetahui
adanya penerimaan kas setelah menerima rekening koran.
Berdasarkan rekonsiliasi dalam Gambar 2, Perusahaan Buana
membuat ayat-ayat jurnal ini. Beri tanggal 31
Januari untuk memperbaharui akun Kas sesuai dengan nilai sisa yang benar pada tanggal tersebut:
Jan 31 Kas 904.030
Pendapatan Sewa 904.030
Penerimaan dari sewa bulanan.
31 Kas 2.114.000
Wesel tagih 1.900.000
Pendapatan bunga 214.000
Wesel tagih yang diterima oleh bank.
31 Kas 28.010
Pendapatan bunga 28.010
Bunga yang didapat dari nilai sisa rekening di bank
31 Kas 360.000
Hutang - Perusahaan Coklat 360.000
Mengoreksi register cek no. 333
31 Beban
Iain-lain 14.250
Kas 14.250
Beban pelayanan bank.
31 Piutang - Rosita Lubis 52.000
Kas 52.000
Pengembalian cek kosong oleh bank.
31 Beban Asuransi 361.000
Kas 361.000
Pembayaran asuransi bulanan.
Catatan:
Beban lain-lain
didebit untuk mencatat beban pelayanan bank karena beban pelayanan tidak
termasuk kategori eban tertentu.
Ayat-ayat
jurnal ini akan memperbaharui buku perusahaan.
Ayat jurnal untuk cek kosong memerlukan penjelasan.
Setelah mengetahui bahwa cek dari Rosita Lubis sebesar Rp 52.000 tidak berlaku, maka
perusahaan akan mengkredit Kas untuk memperbaharui akun Kas. Karena perusahaan masih
mempunyai hutang dari Rosita Lubis, maka perusahaan akan mendebit Piutang Rosita Lubis
dan akan menagihnya kembali.
ILUSTRASI SOAL
Akun kas
milik perusahaan Bima Jaya pada tanggal 28 Februari 2013 adalah abagai berikut:
|
Juni 3 400.000
123.100.000
191.100.000
25500.000
27.
900.000
|
|
Kas
|
|
Peb 1 3.995.000
6 800.000
15 1.800.000
23 1. 100.000
28 2.400.000
|
|
Peb 28 Sisa 4.095.000
|
Perusahaan Bima Jaya menerima rekening koran
pada tanggal 28 Pebruari 2013 (nilai minus berada di dalam kurung).
Rekening Koran untuk Pebruari 2013
Nilai sisa
awal............................................. Rp
3.995.000
Setoran-setoran:
Peb. 7 Rp
800.000
15
1.800.000
22
1.100.000
3.700.000
Cek (jumlah per hari)
Peb. 8 Rp
400.000
16 3.100.000
23 1.100.000
(4.600.000)
Lain-lain:
Beban Pelayanan (10.000)
Cek kosong dari Muh. Hanif (700.000)
Penagihan oleh bank atas wesel
tagih perusahaan 1.000.000*
Pembayaran sewa (EFT (330.000)
Bunga atas nilai sisa rekening 15.000
Nilai sisa akhir Rp 3.070.000
* Termasuk
bunga sebesar *Rp 119.000.
Data
tambahan:
Perusahaan Bima Jaya menyetorkan
semua penerimaan kas kepada bank dan membuat pembayaran kas dengan cek.
Diminta
1. Buatlah rekonsiliasi bank
dari Perusahaan Bima Jaya pada tanggal 28 Pebruari 2013.
2. Catatlah ayat-ayat jurnal
berdasarkan rekonsiliasi bank tersebut.
Hierdie opmerking is deur die outeur verwyder.
AntwoordVee uit