Woensdag 08 Mei 2013

Akuntansi Untuk Transaksi Kas

 

PENGANTAR AKUNTANSI 2

Dosen : Dr. Syamsu Alam, SE., M.Si., Ak.

 

 


MODUL  2

AKUNTANSIUNTUK TRANSAKSI KAS








FAKULTAS EKONOMI - JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2013



MODUL 2
AKUNTANSI TRANSAKSI KAS

A.   PENGENDALIAN INTERNAL
Tanggung jawab dari seorang manajer bisnis adalah untuk menjaga agar operasinya tetap terkendali. Pemilik dan manajer puncak menentukan tujuan dari perusahaan, manajer yang memimpin perusahaan dan pekerja yang melaksana- kan rencana yang telah ditetapkan. Seorang manajer yang baik harus dapat menentukan kemana arah organisasi dalam beberapa tahun mendatang. Akan tetapi, kecuali mereka dapat mengendalikan operasinya sekarang, mereka mungkin tidak akan bertahan lama untuk membuat rencana-rencana tersebut menjadi kenyataan. Manajer bertanggung jawab terhadap pengawasan dari bisnis mereka.
Pengendalian internal adalah suatu rencana organisasional dan semua tindakan yang dilakukan perusahaan untuk:
1.         Mengamankan aktiva
2.    Mendorong diikutinya kebijakan perusahaan
3.    Mendorong efisiensi operasional
4.    Menjamin ketepatan dan dapat dipercayainya catatan-catatan akuntansi
Pengendalian internal merupakan prioritas dari manajemen, dan bukan hanya merupakan bagian dari sistem akuntansi saja. Dengan demikian tanggung jawab dari pengendalian internal tidak hanya berada pada akuntan tetapi jugapada manajer. Sistem pengendalian internal dari suatu perusahaan akan sama efektifnya dengan kualitas sumber daya manusia dalam organisasi. Misalkan manajer puncak yang mengharapkan para pekerjanya untuk berlaku etis, manajer tersebut harus menunjukkan tingkah laku yang etis pula.

Laporan Pertanggungjawaban Manajemen
Manajemen PT Putraindo, meliputi para eksekutif perusahaan, manajer-manajer ini bertanggungjawab atas kewajaran dan ketepatan dari laporan keuangan kami............... Laporan tersebut dibuat sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Manajemen telah membuat suatu sistem pengendalian intern yang memberikan jaminan bahwa, dalam segala hal yang material, aktiva-aktiva diperlihara dan diperhitungkan sesuai dengan kewenangan manajemen, dan transaksi-transaksi dicatat secara tepat/akurat di dalam buku-buku kami. Pengendalian internal kami memberikan pembagian tugas dan kewajiban/ pertanggungjawaban yang tepat, dan tersedianya kebijakan-kebijakan yang didokumentasikan mengenai penggunaan aktiva-aktiva perusahaan dan pelaporan keuangan yang tepat. Yaitu adalah ......kebijakan-kebijakan
ini menurut suatu pelaksanaan yang etis dari semua karyawan. Kami melakukan pula suatu program pengauditan/pemeriksaan yang ketat yang secara independen mengevaluasi kecukupan dan keefektifan dari pengendalian internal. Para auditor yang independen, auditor intern, dan controller memiliki kebebasan penuh untuk menemui/bertemu dengan Komite Audit perusahaan setiap saat.
.........., Sebuah kantor akuntan publik yang independen, digunakan untuk melakukaan pengauditan terhadap laporan keuangan gabungan.

Ketua Dewan Direksi & CEO (Chief Executive Officer)
Wakil Ketua Dewan Direksi                              .
CFAO (Chief Financial and Administration Officer)

Pengendalian internal akan menjadi efektif bila semua pegawai dalam setiap tingkat organisasi menerapkan sasaran dan tujuan organisasi. Manajemen puncak sebaiknya mengkomunikasikan sasaran perusahaan kepada para pekerjanya. Mantan presiden dari Chrysler Corporation, Lee Iacoca, menerap- kan tujuan manajemen kepada para pekerja Chrysler dengan cara keluar dari kamar kerjanya dan menghabiskan sebagian besar dari waktunya dengan buruh pabriknya (perusahaan Jepang merupakan pelopor dari manajemen partisipatif ini). Hasilnya, tingkat kerusakan turun secara drastis dan produk yang dihasilkan Chrysler menjadi lebih kompetitif. Penjualan mobil dan truk yang dilakukan meningkat 14 persen per tahun. Sekarang mari kita membahas secara lebih rinci bagaimana perusahaan untuk mencapai sasaran dari sistem pengendalian internal yang efektif.

B.   SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL YANG EFEKTIF
Baik perusahaan besar seperti PTBogasari maupun departemen store, mempunyai sistem pengendalian internal yang efektif jika memiliki karakteristik berikut.

Personalia yang Kompeten, dapat Dipercaya, Beretika
Para pegawai harus mampu dan dapat dipercaya. Untuk mendapatkan pegawai yang kompeten, perusahaan dapat memberikan gaji yang tinggi, mem- berikan pelatihan agar mereka dapat mengerjakan pekerjaannya dengan baik, dan mengawasi pekerjaan mereka. Perusahaan dapat pula menambah fleksibilitas dalam penempatan karyawannya dengan cara melakukan rotasi dalam berbagai tugas. Jika seorang pegawai cuti atau sakit, pegawai yang lain dapat langsung menggantikan tugasnya.
Melakukan rotasi pegawai dalam berbagai tugas juga dapat meningkatkan kepercayaan. Seorang pegawai akan sangat jarang mengalihkan tugasnya kepada orang lain jika ia menyadari bahwa mungkin saja kelalaian yang dilakukannya dapat diketahui oleh pegawai lain yang menggantikannya. Dengan alasan itu pula, perusahaan menghendaki pegawai mengambil cuti tahunan, dengan harapan pegawai yang menggantikan posisi tersebut dapat menyingkapkan kesalahan-kesalahan yang terjadi.

Tugas Pertanggungjawaban
Dalam suatu perusahaan yang mempunyai sistem pengendalian internal yang efektif, tidak ada satupun tugas yang terlewatkan. Tiap pegawai mem- punyai tanggung jawab tertentu. Perhatikan bahwa perusahaan tersebut mem- punyai seorang Wakil Presdir bidang Keuangan dan Akuntansi. Dua orang pegawai, yaitu treasurer dan controllermelapor kepada Wakil Presiden tersebut. Treasurer bertanggung jawab atas manajemen kas. Controller melakukan tugas-tugas akuntansi.
Controller dapat bertanggung jawab atas persetujuan bagi faktur-faktur pembayaran, dan treasurer yang menandatangani cek tersebut. Di bawah Controller, ada seorang akuntan yang mengerjakan pajak pertambahan nilai dan ada akuntan lain yang mengerjakan pajak penghasilan. Secara keseluruhan, semua tugas telah didefinisikan dengan jelas dan ditugaskan kepada masing-masing indjvidu yang bertanggung jawab untuk mengerjakan tugas-tugas tersebut.

Pemberian Kuasa yang Tepat
Suatu organisasi biasanya mempunyai aturan tertulis yang memuat pro- sedur pengesahan. Setiap penyimpangan dari kebijakan standar membu- tuhkan pemberian kuasa yang tepat. Misalnya manajer atau asisten manajer toko eceran harus memberikan persetujuan untuk cek pelanggan yang melebihi jumlah tertentu yang telah ditetapkan.

Pembagian Tugas
Manajemen yang cerdas akan membagi pertanggungjawaban atas trans- aksi pada satu atau beberapa orang atau departemen. Pembagian tugas akan membatasi kemungkinan terjadinya kesalahan dan juga memberikan ketepat- an catatan akuntansi. Komponen penting dari sistem pengendalian internal ini dapat dibagi menjadi empat bagian.
1.    Pemisahan antara tugas operasional dengan akuntansi. Keseluruhanfungsi akuntansi harus benar-benar dipisahkan dari tugas operasional sehingga dapat memberikan catatan-catatan yang objektif. Misalnya pengawas produk,bukan operator mesin, harus menghitung unit-unit barang yang diproduksi olehsuatu proses manufaktur. Akuntan, bukan petugas penjual- an, harus menyimpancatatan-catatan persediaan.
2.  Pemisahan antara penanggung jawab aktiva dengan akuntansi. Untukmengu- rangi godaan dan kesalahan, akuntan tidak boleh menangani uang kas,dan kasir tidak boleh memeriksa catatan akuntansi. Jika seorang pegawaimenangani masalah kas dan tugas akuntansi, maka orang ini dapat mencuri uangkas dan menyembunyikan pencurian tersebut dengan membuat ayat jurnal palsudalam bukunya. Treasurer bertanggung jawabatas kas dan controller yang menghitung uang kas. Tidak ada satu orangpun yangmempunyai tanggung jawab secara keseluruhan terhadap kedua hal itu.
Para pegawai gudang yang menangani persediaan tidak boleh mena- ngani tugas akuntansi. Jika mereka diperbolehkan menghitung persediaan, maka mereka dapat mencurinya dan mencatatnya sebagai barang yang rusak atau usang. Di dalam system akuntansi yang terkomputerisasi, seorang yang bertanggungjawabatas aktiva tidak boleh membuat program komputer. Begitu pula, seorang pro­grammer tidak boleh memiliki akses ke aktiva perusahaan, seperti kas.
3. Pemisahan antara pemberian kuasa atas transaksi dengan penanggungjawab aktiva yang bersangkutan. Jika mungkin, orang yang memberi kuasa atastransaksi tidak boleh menangani aktiva yang berkaitan. Misalnya, pegawai yangsama tidak boleh memberikan kuasa atas pembayaran faktur pemasok dan jugamenandatangani cek untuk melunasi tagihan tersebut. Jika ia diberi kedua tugastersebut, maka ia akan memberikan kuasa pembayaran bagi dirinya sendiri dankemudian menandatangani cek untuk melunasi tagihan tersebut. Denganmemisahkan tugas tersebut, maka hanya tagihan yang sah yang dapat dibayar.
Contoh lain, seseorang yang menangani penerimaan kas tidak boleh mempunyai wewenang untuk menghapuskan piutang (Perusahaan yang me- lakukan penjualan dengan kredit dapat menyatakan bahwa piutang tertentu tidak dapat ditagih lagi).
Di antara piutang perusahaan yang ada di dalam buku besar pembantu ada nilai sisa akhir bagi Nina Sutopo sebesar Rp 500.000. Suratman dapat menyatakan bahwa piutang Nina Sutopo tidak dapat ditagih, dan perusaha- an mungkin harus menghentikan penagihan kepadanya. Jika Nina Sutopo mengirimkan sebuah cek sebesar Rp 500.000 untuk menutup sisa hutangnya, maka Suratman akan segera menandatangani dan menyimpan uang tersebut bagi dirinya sendiri. Nina Sutopo tentu saja tidak mengenali pegawai di perusahaan tersebut yang menerima cek, sehingga kejahatan Suratman tetap tidak diketahui. Pencurian ini dapat dicegah dengan membatasi Suratman untuk tidak menangani penerimaan kas atau tidak memberikan kuasa untuk menetapkan suatu piutang menjadi tidak tertagih.
4. Pemisahan tugas kewajiban di dalam fungsi akuntansi. Pelaksanaan tiaptahap- an akuntansi secara independen akan memperkecil kesalahan dankesempatan untuk melakukan kejahatan. Misalnya akuntan yang berbeda akanbertanggung jawab atas pencatatan penerimaan kas dan pengeluaran kas. Pegawaiyang memproses hutang dan permintaan cek tidak boleh melakukan prosespemberian persetujuan.

Audit Internal dan Eksternal
Akan sangat tidak ekonomis bagi para auditor untuk memeriksa seluruh transaksi dalam suatu periode, sehingga mereka harus bergantung pada sistem akuntansi untuk menghasilkan catatan yang akurat. Untuk menguji tingkat kepercayaan dari sistem akuntansi perusahaan, para auditor akan mengevaluasi sistem pengendalian internalnya. Para auditor akan menemukan kelemahan dalam sistem tersebut dan menyarankan perbaikan. Para auditor akan memberikan objektivitas di dalam laporannya, sedangkan para manajer yang berkecimpung dalam operasi perusahaan mungkin tidak akan melihat kelemahan ini.
Audit dapat dilakukan secara internal atau eksternal. Dalam beberapa organisasi, auditor intern langsung melapor kepada Wakil Direktur. Sepanjang tahun mereka akan mengaudit beberapa segmen dari organisasi. Para auditor ekstern sepenuhnya berada di luar perusahaan. Mereka bekerja pada Kantor Akuntan Publik dan akan disewa oleh perusahaan sebagai orang luar yang mengaudit perusahaan secara keseluruhan. Kedua kelompok auditor tersebut saling berdiri sendiri dari operasi perusahaan yang diperiksanya, dan tinjauan mereka terhadap pengendalian internal seringkali sama.
Seorang auditor dapat menemukan bahwa seorang pegawai yang menangani kas juga menangani tugas akuntansi. Auditor juga dapat mengetahui bahwa kekurangan kas terjadi karena kurangnya usaha dalam menagih piutang. Rekomendasi auditor akan sangat membantu perusahaan menjalankan usaha- nya dengan lancar dan ekonomis.

Dokumen dan Catatan
Dokumen dan catatan sangat beragam, mulai dari dokumen sumber seperti faktur penjualan dan order pembelian hingga jumal khusus dan buku besar pembantu. Dokumen tersebut harus diberi nomor. Hilangnya urutan pada nomor tersebut akan menunjukkan adanya dokumen yang hilang.
Pemberian nomor pada bukti penerimaan kas dari penjualan akan mengurangi pencurian oleh kasir, karena salinan yang disimpan oleh kasi, yang berisi jumlah penjualan, dapatdicocokkan denganjumlah yang benar-benar sudah diterima. Jika penerimaan tersebut tidak diberi nomor terlebih dahulu, maka kasir dapat menghancurkan salinan tersebut dan mengambil uang penjualan kas itu. Dalam sistem yang terkomputerisasi, catatan penjualan permanen akan disimpan secara elektronik pada saat transaksi selesai dilakukan.

Elektronik dan Pengendalian Lainnya
Perusahaan menggunakan alat-alat elektronik untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam melakukan pengawasan terhadap aktiva dan operasinya. Misalkan, perusahaan pengecer seperti Matahari mengawasi persediaan mereka dengan cara menempatkan sensor elektronik pada barang yang dijual. Pada saat barang tersebut terjual, kasir akan melepaskan sensor tersebut. Jika seseorang berusaha untuk membawa barang tersebut ke luar toko dengan tidak melepas sensor tersebut, maka alarm akan berbunyi. Menurut perusahaan yang memproduksi sensor elektronik, alat ini mengurangi kerugian yang terjadi akibat pencurian sampai sebesar 50 persen.
Sistem akuntansi semakin tidak tergantung pada dokumen dan makin bergantung pada peralatan penyimpanan digital. Komputer akan menghasilkan pencatatan yang akurat dan meningkatkan efisiensi operasi, tetapi hal tersebut belum menjamin penjagaan yang efektif atas aktiva atau juga mendorong pekerjauntuk bertingkah laku sesuai dengan kebijakan perusahaan. Apa yang dilakukan komputer hanyalah memindahkan pengendalian internal kepada orang-orang yang membuat program. Para pembuat program tersebut yang akan menjalankan rencana dari manajer dan akuntan. Semua pengendalian yang diterapkan oleh akuntan juga akan diterapkan pada pemrogram komputer tersebut.
Perusahaan akan menyimpan uang dan dokumen penting lainnya seperti akte kepemilikan dalam suatu lemari yang tahan api. Mereka mempergunakan alarm untuk melindungi bangunan dan aktiva lain yang mereka miliki.
Pengecer biasanya menerima uang secara tunai dari pelanggan. Untuk menjaga uang kas yang mereka terima, mereka mempergunakan point of sale terminal, yang berfungsi sebagai register kas dan alat untuk mencatat setiap transaksi yang dimasukkan ke dalam terminal tersebut. Beberapa kali sehari supervisor akan mengambil uang tunai tersebut dan akan menyetorkannya ke bank.
Pekerja yang terkait dengan urusan kas ini berada pada posisi yang penuh godaan. Banyak perusahaan membelifidelitybonds terhadap kasir. Jenis obligasi ini merupakan suatu jenis asuransi yang akan mengganti kerugian perusahaan yang diakibatkan pencurian yang dilakukan oleh pegawai. Sebelum mengeluarkan fidelity bond, perusahaan asuransi akan menyelidiki latar belakang para pekerja untuk menjamin bahwa mereka memiliki perilaku yang etis.
Setiap departemen yang berada di dalam suatu perusahaan dapat mengambil langkah-langkah sendiri untuk mengawasi aktiva dan pencatat- an akuntansi mereka. Misalkan perusahaan pengecer yang besar seperti Mata- hari. Bila sistem yang dimiliki Matahari dirancang secara baik, maka setiap departemen dapat menjamin bahwa setiap transaksi telah diproses dengan benar. Setiap departemen harus mempunyai catatan pengendalian atas total rupiah. Misalkan, bagian penjualan sepatu akan menyerahkan total penjualan sepatu secara kredit untuk diproses dengan komputer. Bagian penjualan sepatu tersebut mengharapkan agar hasil cetak komputer akan menunjukkan total penjualan yang sama dengan total catatan pengendalian yang telah dihitung sebelum dokumen-dokumen tersebut diberikan kepada operator komputer. Jumlah ini merupakan angka pengendalian.
Departemen piutang bergantung kepada operator komputer untuk memindahbukukan secara benar transaksi yang terjadi ke dalam masing-masing akun pelanggan. Pemindahbukuan yang baik dapat dibuat dengan mem- beri nomor akun, sehingga angka terakhir merupakan fungsi matematis dari angka-angka sebelumnya (misalkan 1359, dimana 1+3 + 5 = 9). Kesalahan dalam memasukkan nomor akun pelanggan akan menyebabkan timbulnya "pesan salah" kepada penginput data, dan komputer tidak akan menerima nomor tersebut. Banyak perusahaan sekarang mempekerjakan auditor EDP (Electronic Data Pro­cessing) untuk menjamin keterkaitan pangkalan data komputer perusahaan.

C.  BATASAN PENGENDALIAN INTERNAL
Kebanyakan ukuran pengendalian internal dapat diatasi. Sistem pengen- dalian internal yang telah dirancang untuk menemukan kesalahan yang telah dibuat oleh pegawai dapat dikacaukan oleh dua orang atau lebih pegawai yang berkolusi untuk menipu perusahaan. Perhatikanlah sebuah bioskop. Penjual tiket menerima uang kas dan pemeriksa tiket menyobek tiket sehingga tiket tersebut tidak dapat dipergunakan lagi dan menyimpan sebagian tiket yang telah disobeknya. Tetapi jika mereka bekerjasama dimana penjual tiket meng- ambil uang kas dari sepuluh orang pembeli dan pemeriksa tiket membolehkan pembeli masuk ke bioskop tanpa tiket. Siapa yang akan dapat menangkap mereka? Manajer dapat melakukan pengendalian tambahan dengan meng- hitung banyaknya orang di dalam bioskop dan mencocokkan jumlah tersebut dengan jumlah tumpukan tiket yang ada. Tetapi hal itu akan sangat menyita waktu. Jadi terlihat, semakin ketat suatu sistem pengendalian internal, makin mahal pula biayanya.
Suatu sistem pengendalian internal yang sangat kompleks dapat menyulitkan. Efisiensi dan pengendalian tersebut tidak membantu dan malah akan menyusahkan. Makin rumit sistem tersebut, makin banyak menyita waktu dan uang. Seberapa ketatkah seharusnya suatu sistem pengendalian internal itu? Para manajer harus membuat penilaian yang cukup matang. Investasi dalam pengendalian internal harus dinilai dari sisi biaya dan manfaat.

D.  REKENING BANK SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN
Menyimpan kas di dalam rekening bank merupakan salah satu pengendali- an in­ternal karena bank telah berpengalaman dalam mengamankan kas. Bank juga memberikan catatan terperinci mengenai transaksi kas kepada nasabah. Agardapat menarik manfaat yang sebesar-besarnya dari alat pengendalian ini, perusahaan harus menyimpan semua penerimaan kas di dalam rekening bank dan melakukan semua pembayaran melalui rekening itu (kecuali penge- luaran kas kecil, yang akan kita bahas kemudian). Kita sekarang akan mem- bahas catatan dan dokumen perbankan.
Bagi sebagian besar perusahaan, kas adalah aktiva yang sangat penting. Kas adalah alat tukar yang paling umum, dan sebagian besar dari transaksi pasti akan mempengaruhi kas. Tetapi kas merupakan aktiva yang paling mena- rik untuk dicuri. Konsekuensinya, pengendalian internal untuk kas lebih penting dibandingkan dengan aktiva lainnya. Kita tidak hanya mengartikan kas sebagai uang kertas dan uang logam saja, tetapi juga cek, "money order", dan uang yang disimpan di dalam rekening bank. Perangko tidak termasuk kas, tetapi termasuk perlengkapan, surat hutang IOU juga tidak merupakan kas, tetapi merupakan Hutang.
Dokumen yang digunakan untuk mengendalikan suatu rekening bank adalah "signature card" (kartu tanda tangan), "deposit ticket" (formulir setoran), cek, rekening koran, dan rekonsiliasi bank.

KARTU TANDA TANGAN Bank mengharuskan nasabah yang berhak me- lakukan transaksi melalui rekening bank untuk menandatangani kartu tanda tangan. Bank akan membandingkan tanda tangan pada dokumen dengan tanda tangan pada kartu tanda tangan untuk mencegah bank dan nasabah dari pemalsuan.

FORMULIR SETORAN Bank menyediakan formulir standar sebagai formulir setoran. Nasabah mengisi jumlah rupiah dan tanggal setoran. Nasabah akan menerima (1) sebuah salinan duplikasi dari formulir setoran itu atau (2) sebuah tanda terima penyetoran, tergantung dari praktik bank masing-masing, sebagai tanda bukti transaksi.

CEK Untuk menarik uang kas dari suatu rekening bank, nasabah harus menulis sebuah cek, yaitu suatu dokumen yang memerintahkan bank untuk membayar orang atau perusahaan yang ditunjuk sejumlah uang kas. Ada tiga pihak yang terlibat pada sebuah cek yaitu: pembuat cek, yang menandatangani cek; penerima uang, kepada siapa cek itu dibuat; dan bank yang mengeluarkan cek tersebut.

Sebagian besar cek sudah diberi nomor dan sudah dicetak nama dan alamat dari si pembuat dan bank. Cek memuat tanggal, nama penerima uang, tanda tangan pembuat, dan jumlahnya. Nama bank dan nomor pengenal bank dan nomor rekening nasabah biasanya sudah dicetak dengan tinta magnetis agar dapat diproses dengan mesin.
Cek tersebut mempunyai dua bagian yaitu, cek itu sendiri dan keterangan bagi penerima uang (remittance advice). Remittance advice ini bersifat opsional, yang menyatakan kepada penerima alasan dari pembayaran tersebut. Pembuat cek akan membuat salinan cek tersebut untuk pencatatan di dalam register cek (jurnal pengeluaran kas). Perhatikanlah bahwa pada cek tersebut ada dua tanda tangan sebagai pengendalian internal.
REKENING KORAN Sebagian besar bank mengirimkan rekening korankepada nasabahnya. Rekening koran tersebut memperlihatkan nilai sisa awal dan akhir dari rekening koran pada periode tersebut, dan memuat daftar transaksi yang terjadi. Yang juga termasuk dalam rekening koran adalah cek yang dibatalkan oleh pembuatnya, yaitu cek yang telah dibayarkan oleh bank atas nama depositor. Rekening koran juga memuat jenis setoran lainnya dan perubahan yang terjadi pada rekening tersebut. Setoran ditampilkan secara kronologis dan cek dalam susunan logis, bersamaan dengan tanggal cek itu dicairkan oleh bank.

Gambar 1. Rekening Koran
PT Nusantara Niaga
Jl. Nusantara 10
Jakarta 12015
Cheeking Account 136-213733
(Rekening Koran)
Saldo Awal
Total Setoran
Total Penarikan
Beban Pelayanan
Saldo Akhir
6.556.120
4.352.640
4.963.000
14.250
5.931.510
Transaksi-transaksi Rekening Koran
Setoran-setoran:
Tgl
Jumlah
Setoran
Setoran
Setoran
EFT - Penagihan Sewa
Penagihan Bank
Bunga
Beban-beban:
Beban Pelayanan
Cek-cek:
01-04
01-04
01-08
01-09
01-26
01-31

01-31
1.000.000
112.000
194.600
904.030
2.114.000
28.000

14.250
CEK
SISA
Nomor
Tgl
Jumlah
Tgl
Sisa
Tgl
Sisa
332
656
333
334
335
336
01-12 01-06 01-12 01-10 01-06 01-31
3.000.000 100.000
150.000
100.000
100.000
1.100.000
12-31
01-04
01-06
01-08
01-12
6.556.120
7.616.120 7.416.120 7.610.720 4.360.720

01-17 01-20 01-26 01-31
5.264.750 4.903.750 7.017.750 5.931.510

Beban Lain-lain
Tgl
Jumlah
NSF
EFTAsuransi
01-04 01-20
52.000
361.000
IKHTISAR BULANAN
Pengambilan Pribadi 8
Saldo Minimum Rp 4.360.000
Saldo Rata-rata Rp 6.091.000

















Gambar 1 adalah sebuah rekening koran. Dalam sebagian besar bank, nasa- bah akan menerima rekening koran pada minggu pertama, sebagian lagi pada minggu kedua bulan tersebut, dan seterusnya. Pemisahan ini akan mengurangi beban klerikal dari penyediaan rekening koran pada saat yang bersamaan. Sebagian besar perusahaan akan menerima rekening koran mereka setiap bulan.
ELECTRONIC FUND TRANSFER Merupakan suatu sistem yang bergantung pada nadi elektronik - bukan dokumen kertas - untuk melakukan transfer kas. Semakin banyak perusahaan yang saat ini bergantung kepada EFT untuk transaksi kas yang sifatnya repetitif. Lebih murah bagi perusahaan untuk membayar pekerja dengan mempergunakan EFT (deposito langsung) di- bandingkan dengan apabila perusahaan harus mengeluarkan beratus-ratus cek bagi pegawainya. Banyak orang melakukan pembayaran cicilan rumah, asuransi, sewa rumah, dengan mempergunakan EFT, dan tidak pernah menulis cek untuk pembayaran jenis-jenis tersebut. Rekening koran akan memperlihatkan penerimaan kas secara EFT dan pengeluaran kas dengan mempergunakan EFT, di samping transaksi cek dan beban pelayanan bank lainnya. Rekening koran bisa jadi merupakan satu-satunya bukti bagi nasabah mengenai transaksi tersebut.

REKONSILIASI BANK Ada dua macam catatan tentang uang kas perusaha- an. Akun kas pada buku besar perusahaan itu sendiri dan laporan reke- ning koran bank, yang menyatakan tentang jumlah rupiah yang sesung- guhnya milik perusahaan itu pada bank. Nilai sisa pada akun Kas perusahaan jarang sekali sesuai dengan nilai sisa yang tampak dalam rekening koran bank.

Buku dan rekening koran akan menunjukkan nilai yang berbeda, tetapi keduanya sama-sama benar. Perbedaan terjadi karena adanya perbedaan waktu pencatatan dari transaksi tertentu. Jika sebuah perusahaan menuliskan cek, maka ia akan langsung mengkredit akun Kas. Walaupun demikian, bank tidak akan mengurangkan nilai cek tersebut dari rekening koran perusahaan hingga cek tersebut sampai kepada bank untuk suatu pembayaran. Hal ini dapat memakan waktu beberapa hari, bahkan beberapa minggu jika si penerima uang menunda menguangkan cek tersebut. Begitu pula perusahaan akan mendebit Kas dan akan memakan waktu satu hari atau lebih bagi bank untuk menambahkan nilai itu ke dalam nilai sisa rekening perusahaan di bank.
Pengendalian internal yang baik berarti dapat mengetahui darimana uang perusahaan berasal, bagaimana uang tersebut dikeluarkan dan berapa nilai sisa kas yang terakhir. Bagaimana cara agar akuntan dapat memiliki catatan yang tepat sehingga dapat memberikan informasi yang dibutuhkan manajemen dalam mengambil keputusan yang baik? Akuntan harus melaporkan jumlah kas yang tepat di dalam neraca. Untuk dapat menjamin ketepatan tersebut, akuntan akan menjelaskan sebab-sebab perbedaan antara catatan perusahaan dengan rekening koran pada suatu tanggal tertentu. Proses ini disebut sebagai rekonsiliasi bank. Setelah dilakukan dengan benar, rekonsiliasi bank tersebut akan dapat menjamin bahwa semua transaksi kas telah diperhitungkan dan catatan di bank dan di buku sudah benar.
Hal-hal yang biasanya menyebabkan perbedaan antara nilai sisa di bank dengan nilai sisa buku adalah:

1.    Hal-hal yang sudah dicatat oleh perusahaan tetapi belum dicatat oleh bank:
a.    Setoran dalam perjalanan (outstanding deposit). Perusahaan telahmencatat setoran ini tetapi bank belum mencatatnya.
b.  Cek dalam peredaran. Cek ini sudah dikeluarkan oleh perusahaan dan dicatat dalam buku perusahaan tetapi belum dibayarkan oleh bank.
2.  Hal-hal yang telah dicatat oleh bank tetapi belum dicatat oleh perusahaan:
a.   Inkaso. Bank kadang-kadang menerima uang untuk kepentingan nasabah.Banyak per- usahaan yang mempunyai pelanggan yang langsung membayarke rekening perusahaan di bank. Praktik ini disebut juga "lock-box sys­tem" akan mengurangi kemungkinan pencurian dan juga membuatperputaran kas perusahaan menjadi lebih cepat dibandingkan dengan jikakas itu harus ditagih dahulu baru disetorkan oleh pegawai perusahaan. Satu contoh adalah penagihan uang kas oleh bank atas wesel tagih danpendapatan bunganya untuk nasabah. Bank akan memberitahukan kepadanasabah mengenai penagihan yang dilakukannya ini di dalam rekeningkoran.
b.    Elektronic Fund Transfer. Bank dapat saja menerima atau membayar kasatas nama nasabah. Rekening koran akan memperlihatkan transaksi EFTini yang nantinya dapat dipergunakan oleh nasabah untuk mencatattransaksi tersebut.
c.    Beban pelayanan. Jumlah ini adalah biaya bagi bank untuk mengolahtransaksi nasabah. Bank biasanya mendasarkan besarnya beban pelayananini pada nilai sisa dalam rekening koran. Nasabah akan mengetahuibesarnya beban pelayanan ini dari rekening koran.
d.   Pendapatan bunga atas rekening checking. Banyak bank membayar bungakepada nasabah yang memiliki nilai sisa yang cukup banyak di dalamrekeningnya. Hal ini umumnya terjadi untuk rekening checking perusahaan.Bank akan memberitahukan nasabah mengenai bunga ini di dalam rekeningkoran.
e.    Cek kosong yang diterima dari pelanggan. Untuk dapat memahamipenanganan cek kosong ini, anda harus mengerti terlebih dahulu mengenaiperjalanan panjang yang dilalui oleh sebuah cek. Pembuat cek menuliskansebuah cek, mengkredit kas untuk mencatat pengeluaran tersebut di dalambukunya, dan memberikan cek itu kepada penerima uang. Dalammenerima cek tersebut, si penerima mendebit kas di dalam bukunya danmenyetorkan cek itu ke bank. Bank si penerima uang akan langsungmenambahkan jumlah penerimaan tersebut ke dalam nilai sisa bank sipenerima dengan asumsi bahwa cek tersebut masih berlaku. Cek itukemudian dikembalikan ke bank pembuat cek, yang kemudian akanmengurangi jumlah pada cek itu dari nilai sisa bank si pembuat. Jika nilaisisa bank si pembuat tidak mencukupi untuk membayar cek tersebut, makabank si pembuat akan menolak membayarkan cek itu, membalik kembalicatatan pengurangnya, dan mengirimkan suatu catatan tentang cek kosongkepada bank si penerima uang. Bank si penerima akan mengurangkankembali jumlah penerimaan dari nilai sisa bank milik si penerima danmemberitahukan si penerima mengenai tindakannya ini. Proses ini memakan waktu tiga hingga tujuh hari. Perusahaan akan mengetahui tentang cek kosong ini melalui rekening koran, yang akan menuliskan cek kosong ini sebagai suatu beban, seperti tampak pada bagian bawah dari Gambar 1 (ditandai dengan NSF /Not Sufficient Fund).
f.     Cek yang ditagih, disetorkan, dan dikembalikan kepada di penerima olehbank karena sebab-sebab lain selain cek kosong. Bank akan mengembalikancek kepada si penerima jika (1) rekening nasabah pembuat cek sudahditutup (2) tanggal yang sudah kadaluarsa (3) tanda tangan tidak sah (4)cek sudah diganti (5) formulir cek itu sudah tidak memenuhi syarat.Akuntansi untuk semua cek yang dikembalikan ini sama dengan cek kosong.
g.    Biaya pencetakan cek. Biaya ini akan dibebankan dalam rekening koran perusahaan dan sifatnya seperti beban pelayanan bank yang lain.

3.  Kesalahan baik yang dilakukan oleh perusahaan maupun bank. Misalnya bank secara tidak sengaja mengurangi atau membebankan pada nilai sisa rekening perusahaan AA, atas sebuah cek yang dibuat oleh perusahaan lain, misalnya perusahaan AAA. Kesalahan penghitungan ini sangat jarang terjadi dengan makin meluasnya penggunaan komputer. Walaupun demikian semua kesalahan haruslah diperbaiki, dan perbaikan ini merupakan bagian dari rekonsiliasi bank.

Langkah-langkah dalam Membuat Rekonsiliasi Bank
Langkah-langkah dalam membuat Rekonsiliasi Bank adalah:
1.         Dimulai dengan dua nilai, nilai sisa yang ada di dalam rekening koran (nilaisisa menurut bank) dan nilai sisa di dalam akun perusahaan (nilai sisa menurut buku) seperti tampak pada Gambar 2, Panel B. Kedua nilai ini akan berbedakarena adanya perbedaan waktu seperti telah kita bahas sebelumnya.


Gambar 2. Rekonsiliasi bank

PANEL A - Item-item Rekonsiliasi
1.        Setoran dalam perjalanan Rp 1.591.630
2.        Kesalahan Bank, menambah Rp 100.000 ke rekening bank perusahaan
3.        Cek-cek dalam peredaran: No. 337- Rp 286.000, No. 338 - Rp 319.470; No. 339 – Rp 831.000; No. 340 - Rp 203.140; No. 341 - Rp 458.530
4.        Pendapatan sewa secara EFT Rp 904.030
5.        Penagihan eleh Bank Rp 2.114.000 termasuk pendapatan bunga Rp 214.000.
6.        Bunga yang dihasilkan dari rekening bank Rp 28.010
7.        Kesalahan pada buku; menambahkan Rp 360.000 ke nilai sisa bank
8.        Beban pelayanan bank Rp 14.250
9.        Cek kosong dari Rosita Lubis Rp 52.000
10.    Pembayaran asuransi secara EFT Rp 361.000


PANEL B - Rekonsiliasi Bank
Bank:
Nilai sisa, 31 Januari................          Rp 5.931.510

Ditambah:
1.     Setoran tanggal 30 Jan.
dalam perjalanan...............           Rp 1.591.630
2.     Koreksi terhadap kesalahan
Bank. Cek salah dibebankan
pada rekening Koran
perusahaan.......................                Rp  100.000
      Rp 7.623.140


3.     Dikurangi
cek-cek dalam peredaran:
No. 337            Rp 286.000
No. 338                  319.470
No. 339                    83.000
No. 340                  203.140
No. 341                  458.530        (Rp1.350.140)

Nilai sisa bank yang disesuaikan Rp 6.273.000
Buku:
Nilai sisa, 31 Januari......................... Rp 3.294.210

Ditambah:
1.     Penerimaan EFT dari
Pendapatan sewa.......................      Rp  904.030
2.     Penagihan oleh Bank atas
wesel tagih, termasuk pen-
dapatan bunga Rp 214.000.....    Rp 2.114.000
3.     Pendapatan bunga yang
dihasilkan oleh rekening
bank..................................................   Rp  28.010
4.     Koreksi terhadap kesalahan
buku-kelebihan jumlah dari
cek No. 333....................................  Rp  360.000

Dikurangi:
8.   Beban pela­yanan     Rp14.250
9.   Cek kosong.......             52.000
10. Pemb. asuransi..         361.000    (Rp 427.250)

Nilai sisa buku yang disesuaikan Rp 6.273.000


2.         Tambahkan pada, atau kurangkan dari nilai sisa bank hal-hal yang munculpada buku tetapi belum tampak pada rekening koran:
a.   Tambahkan setoran dalam perjalanan pada nilai sisa bank. Setoran dalamperjalanan ini dapat diketahui dengan membandingkan setoran yangtercatat pada rekening koran dengan daftar yang ada pada penerimaankas perusahaan. Hal ini akan terlihat seperti penerimaan kas pada bukutetapi tidak sebagai setoran pada rekening koran. Sebagai alatpengendalian, harus diyakinkan pula bahwa seluruh setoran dalamperjalanan di bulan yang lalu juga sudah dimasukkan dalam rekening koran bulan berjalan. Jika belum dimasukkan, maka setoran tersebut akan hilang.
b.   Kurangkan cek dalam peredaran dari nilai sisa bank. Cek dalam peredaranini dapat diketahui dengan membandingkan cek yang dibatalkan dandikembalikan lagi bersama dengan rekening koran kepada perusahaandengan daftar cek menurut perusahaan di dalam jurnal pengeluaran kas.Hal ini akan terlihat sebagai pem- bayaran di dalam buku tetapi bukansebagai cek yang telah dibayarkan oleh bank di dalam rekening koran.Perbandingan ini juga membuktikan bahwa semua cek yang dibayarkanoleh bank adalah cek perusahaan yang sah dan telah dicatat dengan benaroleh bank dan oleh perusahaan. Cek dalam peredaran biasanya merupakanhal yang paling banyak terjadi di dalam rekonsiliasi bank.

3.  Tambahkan pada atau kurangkan dari nilai sisa buku hal-hal yang tampakpada rekening koran tetapi belum muncul pada buku perusahaan:
a.   Tambahkan pada nilai sisa buku (a) penagihan oleh bank dan (b) setiappen- dapatan bunga yang diterima dari uang yang ada di bank. Hal inidapat di- ketahui dengan membandingkan daftar setoran yang ada di dalamrekening koran dengan daftar penerimaan kas perusahaan. Hal ini akantampak sebagai pene- rimaan kas di dalam rekening koran tetapi belumtampak pada buku.
b.   Kurangkan dari nilai sisa buku (a) beban pelayanan (b) beban pencetakan cek dan (c) beban bank lainnya (misalnya, beban atas cek kosong dan cekyang kadalu- warsa). Hal ini dapat diketahui dengan membandingkan bebanlain-lain yang tercatat dalam rekening koran dengan catatan pengeluarankas di dalam buku perusahaan. Hal ini akan tampak sebagai pengurangandalam rekening koran tetapi bukan sebagai pembayaran kas pada buku.

4.  Menghitung nilai sisa bank yang telah disesuaikan dan nilai sisa buku yang disesuaikan. Kedua nilai sisa yang telah disesuaikan ini harus sama besar.
5.  Membuat jurnal dari setiap hal di nomor 3, yaitu setiap hal yang tampak padabagian buku dari rekonsiliasi bank tersebut. Hal-hal ini harus dicatat dalambuku perusahaan karena akan mempengaruhi kas.
6.  Memperbaiki semua kesalahan pada buku dan memberitahukan bank mengenaisetiap kesalahan yang telah dibuatnya.

Mencatat Ayat-ayat Jurnal dari Rekonsiliasi
Rekonsiliasi bank tidak langsung mempengaruhi jurnal atau buku besar. Seperti halnya neraca lajur, rekonsiliasi bank adalah peralatan bagi akuntan, terpisah dari buku perusahaan.
Rekonsiliasi bank berperan sebagai alat pengendalian dengan memberikan tanda bagi perusahaan untuk mencatat transaksi rekonsiliasi untuk di bagian buku, karena perusahaan belum mencatat transaksi tersebut. Misalnya, bank telah menagih wesel tagih untuk kepentingan perusahaan, tetapi perusahaan belum mencatatnya sebagai penerimaan kas. Pada kenyataannya, perusa- haan mengetahui adanya penerimaan kas setelah menerima rekening koran.
Berdasarkan rekonsiliasi dalam Gambar 2, Perusahaan Buana membuat ayat-ayat jurnal ini. Beri tanggal 31 Januari untuk memperbaharui akun Kas sesuai dengan nilai sisa yang benar pada tanggal tersebut:
Jan       31      Kas                                                                            904.030
Pendapatan Sewa                                                     904.030
Penerimaan dari sewa bulanan.

              31      Kas                                                                         2.114.000
Wesel tagih                                                                     1.900.000
Pendapatan bunga                                                   214.000
Wesel tagih yang diterima oleh bank.

              31      Kas                                                                               28.010
Pendapatan bunga                                                      28.010
Bunga yang didapat dari nilai sisa rekening di bank

              31      Kas                                                                              360.000
Hutang - Perusahaan Coklat                                     360.000
Mengoreksi register cek no. 333

              31      Beban Iain-lain                                                       14.250
Kas                                                                                            14.250
Beban pelayanan bank.

              31      Piutang - Rosita Lubis                                         52.000
Kas 52.000
Pengembalian cek kosong oleh bank.

              31      Beban Asuransi                                                 361.000
Kas 361.000
Pembayaran asuransi bulanan.

Catatan:
Beban lain-lain didebit untuk mencatat beban pelayanan bank karena beban pelayanan tidak termasuk kategori eban tertentu.

Ayat-ayat jurnal ini akan memperbaharui buku perusahaan.
Ayat jurnal untuk cek kosong memerlukan penjelasan. Setelah mengetahui bahwa cek dari Rosita Lubis sebesar Rp 52.000 tidak berlaku, maka perusahaan akan mengkredit Kas untuk memperbaharui akun Kas. Karena perusahaan masih mempunyai hutang dari Rosita Lubis, maka perusahaan akan mendebit Piutang Rosita Lubis dan akan menagihnya kembali.

ILUSTRASI SOAL
Akun kas milik perusahaan Bima Jaya pada tanggal 28 Februari 2013 adalah abagai berikut:
Juni  3    400.000
123.100.000
191.100.000
25500.000
27.     900.000

Kas
Peb 1    3.995.000
6         800.000
15       1.800.000
23      1. 100.000
28     2.400.000
Peb 28 Sisa   4.095.000


Perusahaan Bima Jaya menerima rekening koran pada tanggal 28 Pebruari 2013 (nilai minus berada di dalam kurung).
Rekening Koran untuk Pebruari 2013
Nilai sisa awal.............................................                                                                           Rp 3.995.000
Setoran-setoran:
Peb.             7                                                                 Rp 800.000
                    15                                                                    1.800.000
                    22                                                                    1.100.000
                                                                                                                                               3.700.000
Cek (jumlah per hari)
Peb.             8                                                                 Rp 400.000
                    16                                                                    3.100.000
                    23                                                                    1.100.000
                                                                                                                                                        (4.600.000)
Lain-lain:
Beban Pelayanan                                                                                                              (10.000)
Cek kosong dari Muh. Hanif                                                                                      (700.000)
Penagihan oleh bank atas wesel tagih perusahaan                                       1.000.000*
Pembayaran sewa (EFT                                                                                             (330.000)
Bunga atas nilai sisa rekening                                                                                         15.000
Nilai sisa akhir                                                                                                  Rp 3.070.000

* Termasuk bunga sebesar *Rp 119.000.
Data tambahan:
Perusahaan Bima Jaya menyetorkan semua penerimaan kas kepada bank dan membuat pembayaran kas dengan cek.

Diminta
1.  Buatlah rekonsiliasi bank dari Perusahaan Bima Jaya pada tanggal 28 Pebruari 2013.
2.  Catatlah ayat-ayat jurnal berdasarkan rekonsiliasi bank tersebut.

1 opmerking: